Ketika Semua Masalah Bisa Diatasi dengan Hastag: BerdoaAja
Dalam era digital segalanya bisa diselesaikan dengan satu ketukan jempol. Mau makan? Tinggal klik aplikasi, mau cari jodoh? tinggal swipe kanan. Ketika kamu ingin terlihat pintar maka tinggal retweet akun dosen filsafat.
Nah, yang terbaru dan paling sakti: mengatasi masalah dengan hashtag. Dan hashtag paling ampuh sejagad media sosial adalah: #BerdoaAja.
Iya, kamu nggak salah baca. Hidupmu lagi remuk? Pacar selingkuh? Motor dicuri? Ujian besok tapi otak masih loading? Tenang… tinggal posting selfie sambil setengah nangis dengan caption:
"Saat semuanya terasa berat, aku hanya bisa #BerdoaAja."
Langsung deh, netizen pada simpati. Like mengalir, komentar berduyun-duyun. Kamu belum sempat belajar, tapi sudah dapat dukungan moral setara orasi Bung Karno.
Dunia yang Diubah oleh Hashtag
Pada zaman dahulu, ketika seseorang memilikibanyak masalah maka curhat ke sahabat, ke ibu, atau ke warung kopi sambil ngudud dua batang. Namun zaman sekarang sudah sangat berbeda.
Ketika ada masalah Cukup buka Instagram atau X (Twitter), pasang muka sendu, dan tutup dengan kalimat pamungkas: "Apapun yang terjadi, aku percaya rencana-Nya indah. #BerdoaAja"
Dan hebatnya, ini bukan cuma berlaku untuk masalah berat. Masalah ringan pun bisa. Contoh: "Ojek online udah 20 menit ga gerak dari ujung gang. Aku cuma bisa pasrah. #BerdoaAja"
Contoh kedua: "Lagi PDKT, eh dia malah curhat tentang cowok lain. Aku diem aja. #BerdoaAja" Dan ini contoh ketiga: "Dompet hilang, tinggal receh dan foto mantan. Aku nangis sambil ketawa. #BerdoaAja"
Masalah tidak selesai, tapi setidaknya kamu dapat 1000 like dan 500 komentar seperti:
- "Stay strong ya!"
- "Allah Maha Baik, semangat"
- "Cie curhat berkedok motivasi"
Solusi Segala Situasi
Yang paling luar biasa dari hashtag ini adalah fleksibilitasnya. Mau masalah cinta, karier, ekonomi, sampai colokan listrik di kamar kos yang konslet. Semuanya bisa dilibas hanya dengan satu solusi spiritual digital: #BerdoaAja.
Bayangkan kalau sistem ini diadopsi dalam kehidupan sehari-hari.
Di kantor:
- Bos: "Laporan kamu mana, sudah seminggu loh?"
- Karyawan: "Saya lagi mencari inspirasi dan ketenangan batin, Pak. #BerdoaAja."
Di kelas:
- Guru: "Kenapa kamu nggak ngerjain PR?"
- Siswa: "Saya mencoba memahami makna sejati dari tugas ini, Bu. #BerdoaAja."
Di rumah:
- Ibu: "Kenapa belum nyapu halaman?"
- Anak: "Aku sedang berdialog dengan semesta. #BerdoaAja."
Coba bayangkan Indonesia seluruhnya menggunakan hashtag ini sebagai solusi nasional, apa yang akan terjadi? Mungkin Indonesia tidak adakan pernah menjadi negara yang maju.
Ekonomi anjlok? "Kita tetap optimis, #BerdoaAja"
Harga cabai naik? "Percaya, semua ada hikmahnya. #BerdoaAja"
Timnas kalah lagi? "Kita belum waktunya juara. Sabar. #BerdoaAja" Bahkan koruptor pun bisa berdalih: "Saya tidak kabur ke luar negeri. Saya hanya mencari ketenangan spiritual. #BerdoaAja"
Batas Antara Iman dan Mager
Jangan salah, berdoa itu penting. Bahkan sangat penting. Tapi kalau semua solusi hidup cuma berakhir di caption dan hashtag, bisa-bisa semesta juga bingung mau bantu dari mana.
Kadang Tuhan juga menginginkan kita bangun dan bangkit dari rebahan. Karena bisa jadi, Tuhan sudah kirim pertolongan, tetapi kita masih sibuk bikin InstaStory galau berlatar lagu indie.
Ada kalanya kita perlu usaha, bukan cuma unggah. Ada saatnya kita kerja keras, bukan cuma kerja caption. Karena kalau semua cuma diserahkan ke hashtag, nanti hidupmu kayak sinetron: banyak drama, minim aksi.
Epilog: Antara Harapan dan Hashtag
Meskipun kelihatannya lucu, fenomena #BerdoaAja ini menggambarkan sesuatu yang lebih dalam. Artinya, ketika berada dalam situasi sulit dan terpuruk, orang-orang masih mencari harapan.
Walaupun bentuknya cuma caption manis dan emoji tangan berdoa. Setidaknya itu pengingat bahwa masih ada sesuatu yang lebih besar dari diri kita, yaitu iman dan pengharapan.
Jadi, nggak masalah kok kalau kamu lagi pusing dan akhirnya ngetweet: “Udah usaha, udah doa, udah makan bakso juga. Tapi hidup masih susah. Ya udahlah… #BerdoaAja”
Asal jangan lupa, setelah berdoa, bangun dan jalan juga; karena kadang, keajaiban datang ketika kamu buka laptop dan mulai kerja. Bukan pas nulis caption galau.
